28 February 2007

TODOIST membuat to-do lebih baik

Membuat daftar To-Do bagi saya adalah sebuah rutinitas harian untuk kerja atau yang sifatnya personal. Sudah berbagai aplikasi berbasis online atau offline. Yang saat saya pakai adalah TODOIST. Kelebihan dari TODOIST adalah bisa membuat To-Do bertingkat. Mari kita lihat review berikut ini.

Antarmuka
TODOIST mempunyai tampilan antarmuka yang sangat sederhana.
Di sebelah kiri Anda bisa membuat to-do berdasarkan Project.


Di bagian atasnya anda bisa mencari to-do Anda berdasarkan waktu, misalnya ketikan "Friday" maka akan muncul to-do Anda hari Jumat.






Disebelah kanan adalah daftar to-do Anda.


Shortcut
Bagi pecinta keyboard, shorcut TODOIST sangat banyak, dari mulai menambahkan to-do, atau mengatur urutan to-do Anda.

Ini adalah daftar shortcut dari TODOIST:

CTRL+Enter : Menyimpan todo yang aktif dan menambah satu todo baru diatas.
CTRL+Left : Menggeser todo ke kanan, untuk anak todo

CTRL+Right : Menggeser todo ke kiri, bisa membuat todo menjadi ayah atau anak.

CTRL+Up : Menyimpan todo yang di edit kemudian mengedit todo di atasnya.

CTRL+Down : Menyimpan todo yang di edit kemudian mengedit todo di bawahnya.

a : Menambahkan todo di bawah.

A : Menambahkan todo di atas.

/ : fokus ke kotak pencarian

klik ganda : Mengedit todo

Shift+klik di checkbox : Memindahkan todo ke history beserta semua anak todo dengan paksa.

Shift+klik di prioritas : Mangatur prioritas dari todo tapi tidak di anaknya.

Shift+klik di fade : Mengatur fade dari todo tapi tidak di anaknya.

Format Text
Kelebihan dari TODOIST adalah anda bisa memberikan format text kepada to-do Anda. Format yang didukung saat ini adalah bold, italic, underline, highlighted dan link.

Daftar format yang didukung saat ini: %(b) Bold text% Bold text
%(i) Italic text% Italic text
%(u) Underlined text% Underlined text
%(hl) Highlighted text% Highlighted text
"Google":(http://google.com/) Google


Formatting lainnya:
Untuk membuat todo tanpa checkbox, tambahkan tanda bintang * di depan todo.

Format prioritas:
Tambahkan !pn (dimana n adalah nomor prioritas) di dalam input todo anda. !pn tidak akan muncul ketika todo disimpan.

Kelebihan dari TODOIST
  • Pengguna lebih fokus ke todo dibandingkan hal lainnya. Tidak ada embel-embel lain yang mengganggu.
  • Pencarian berdasarkan waktu, atau todo yang sudah lewat tenggat waktu
  • Hasil cetak todo ke kertas sangatlah bagus.
  • Nesting todo atau parenting todo. Jadi, Anda bisa mengelompokan todo anda.
  • Memasukan tanggal deadline
  • Ringan dan cepat
  • Format text adalah salah satu hal yang sangat saya sukai
Fitur yang saya inginkan
  • Tanda prioritas selain warna sebaiknya ada gambar tambahan. Misalnya dengan tanda seru.
  • Bisa mencari todo berdasarkan prioritas atau isi todo.
  • Adanya theme alternatif. Yang sekarang sudah bagus, tapi terasa biasa aja.
  • Fitur sharing. Mungkin yang ini yang harus secepatnya di implementasikan.
Dari aplikasi todo yang online ataupun offline, TODOIST mendekati apa yang saya perlukan dari sebuah pengatur tugas. Bagaimana menurut anda?

Blogged with Flock

23 February 2007

Memilih proyek di site freelance

Feelancer lewat internet memang mengasyikan, bisa bekerja di rumah, tidak ada dress code, dan hasil kerja keras bisa terasa langsung. Anggi telah menuliskan 10 jurus ampuh bagi freelancer. Tapi ketika dihadapkan kepada bid-bid project, sebagai freelancer kita juga harus bisa memilih mana yang harus di bid atau tidak. Apalagi, saat ini GetAFreelancer membatasi bid users berdasarkan rating dan status user.

OK, berikut adalah tips untuk memilih project.

Harga dan workload
Kita ini pedagang jasa, jadi yang perama kali yang harus di lihat adalah harga project dan tugas-tugas yang harus dilakukan. Baca dengan teliti brief dari buyer, pastikan juga lihat brief tambahan di attachment kalau ada. Mari kita lihat sebuah contoh:

Budget: $30-100
Looking for a Logo, Letter Head and Business Card.

Budget nya hanya sampai $100, tapi beban kerjannya agak banyak. Harga segitu tidak memadai untuk 3 jenis pekerjaan. Banyak sekali proyek yang dibawah harga pasaran.

Bagi yang baru memulai freelance di situs freelancer, sebaiknya memilih proyek yang beban kerjanya tidak banyak dan yang mempunyai harga sedang.

Apabila anda merasa cukup percaya diri dengan kemampuan anda dan portofolio yang mendukung. Mintalah kenaikan harga proyek, dan sebutkan juga alasannya.

Unlimited revision! NO WAY!
Contoh lagi dari salah satu bid di GAF:

Looking for unlimited revisions. Only serious bidders please.

Hindari buyer yang menginginkan revisi tak terbatas, beberapa oknum buyer senang memberikan perintah untuk merubah hal-hal kecil sampai deadline proyek datang. Tentunya kita gak mau terus menerus nge-revisi kerjaan dari dari.

Deadline yang mepet
Di GAF kita bisa menentukan sendiri lama-nya waktu kerja ketika bidding. Tapi di RentACoder, buyer-lah yang menentukan lama-nya waktu kerja. Perhatikanlah deadline-nya, karena kalau kita lewat deadline, rating kita bisa menurun. Apalagi kalau client tidak puas.

Hindarilah proyek yang hanya memberikan waktu satu atau dua hari.

Waktu mulai proyek
Apabila client meminta proyek dikerjakan langsung, padahal waktu itu adalah akhir minggu atau kita ada keperluan yang tidak bisa dihindarkan. Memintalah baik-baik ke client untuk memundurkan waktu mulai proyek. Biasanya sih di kasih.

Rating Buyer
Khusus di RAC, perhatikan rating buyer anda. Apabila buyer tersebut mempunyai rating yang buruk, jangan pertaruhkan waktu anda. Biasanya saya menghindrai buyer yeng sering membatalkan proyek atau mempunya Mediation / Arbitration yang lebih dari satu.

Di luar kemampuan
Jangan pernah ikutan bid di luar kemampuan kita. Misalnya anda seorang designer tapi bidding di Proyek web development. Pada awalnya mungkin anda berfikir, bisa di lewatkan ke teman anda yang web developer. Taunya, temen anda sibuk...apa yang terjadi? Anda melewatkan deadline dan rating anda merosot jauh karena satu proyek.


Yap, tips diatas berdasarkan pengalaman saya bekerja lewat GAF dan RAC. Silahkan isi di komentar apabila anda mempunyai tips lain dalam memilih proyek.

15 February 2007

[Review] Ghost Rider


Baru saja balik dari Blitz Megaplex nonton Ghost Rider. Tadinya mau nonton kemarin malem, tapi ketika sampai semua kursi sudah penuh, sial! 

Secara garis besar filmnya memukau. Akting Nicholas Cage dengan mata sayu-nya tidak bisa diragukan lagi, badan dia yang tinggi dan kaki panjangnya memang cocok menaiki motor chopper. 

Alur cerita dirasakan sangat lembut mengalir. Tidak ada perasaan paksaan atau terlalu lambat. Walaupun saya belum pernah membaca komiknya, perkenalan tokoh satu demi satu dirasa sudah memadai dan membuat mengerti orang awam. 

Efek khusus yang ditampilkan sangat memukau, penonton tidak akan tahu mana yang memakai efek gambar 3D atau live action asli. Saya biasanya dengan cepat menangkap mana yang 3D dan live action, di film ini perbedaannya sangat tipis. Efek kepala api-nya memuakau, tapi agak lucu juga sih, karena kepalanya tengkorak, badannya jadi agak kurang proporsional.

Film ini cocok ditonton bersama keluarga, teman atau pacar. Gak perlu mikir mana yang jahat mana yang jagoan, semuanya sudah jelas. 

Film super hero selanjutnya yang saya tunggu-tunggu adalah Spiderman 3. Sudah gak sabar.

02 February 2007

Masyarakat selalu bersalah

Seiringnya musim hujan, seperti sebuah tradisi yang tidak pernah telupakan Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu menghias daerah-daerah langganan. Menurut data Departemen Kesehatan awal musim hujan ini saja telah menelan korban 144 jiwa, banyak....!

Tapi hal apa yang menyebabkan korban sebanyak itu? Well, menurut Menteri Kesehatan Ibu Siti Fadilah Supari yang salah adalah masyarakat. Beliau cenderung menyalahkan masyarakat tidak bersih sehingga rumah mereka menjadi sarang-sarang nyamuk.

Mengingat TV saya selalu menyala di awal musim hujan ini tidak ada sama sekali penyuluhan tentang DBD di TV, gak tau kalo di TVRI ada. Seingat saya, pada tahun yang lalu banyak sekali iklan layanan masyarakat tentang pencegahan terjadinya DBD.

Sebaiknya, para pejabat jangan langsung menyalahkan masyarakat. Mereka seharusnya merunut apa penyebabnya ketidaktahuan masyrakat tentang DBD. Bagaimana menanggulangi hal tersebut, bukannya langsung menyalahakn rakyat kecil yang hanya sekolah sampai SD.

www.flickr.com