25 December 2006

Label di email

Email adalah mimpi buruk, sumpah mimpi buruk. sampai saat ini belum ada client email yang bisa memberikan sistem kerja terbaik. Saya sehari-hari menggunakan Mail.app bawaan Mac, dan Sissy menggunakan Thunderbird. Keduanya adalah email client yang tangguh, tapi mengatur email memakai rules kemudian memasukannya ke dalam folder-folder agak rumit juga.

Kebetulan saya mempunyai beberapa proyek yang jalan sekaligus. Dan masing-masing proyek mempunyai beberapa jenis tugas yang berbeda-beda. Saya mengatur email dengan memasukannya ke dalam folder-folder proyek seperti ini.

Mail app
Nama project disamarkan untuk menjaga kerahasiaan client.

Seperti yang saya sebutkan tadi, bahwa tiap proyek saya mempunyai tugas yang berbeda. Jadi saya memakai label seperti ini di setiap judul email.

Label email

Dengan begini, saya tetap menjaga folder email tetap bersih tanpa subfolders. Ketika saya ingin mengurutkan email berdasarkan label, tinggal klik kolom "Subject" seperti di gambar.

Idenya didapat dari forum-forum online yang memberikan [label] pada setiap judul thread.

Anda mempunyai cara mengatur email?

24 December 2006

Desain Warna

Dalam membuat sebuah Corporate Identity Design (CID) yang lengkap, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan warna yang cocok untuk perusahaan yang bersangkutan. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang gampang. Perlu pengetahuan tentang warna yang cocok, teori warna, dan keahlian teknis dalam dunia warna digital ataupun cetak.

Berikut adalah beberapa tahap yang saya lakukan untuk mempercepat proses.



Inspirasi. Saya memakai satu buah buku panduan "Color Harmonies" untuk mengetahui apa arti-arti warna. Di buku itu juga terdapat pallete perpaduan warna-warna, sehingga kita bisa langsung melihat warna apa saja yang cocok. Kekurangannya dari buku tersebut adalah, warna yang dipakai adalah warna cetak (CMYK), tidak terdapat warna untuk digital (RGB).

Digitalisasi. Dari buku tersebut saya menentukan warna apa saja yang cocok untuk identitas perusahaan yang bersangkutan. Setelah mendapatkan warna cetaknya, saya mulai melongok ke situs-situs yang menyediakan pallete warna, seperti Color Schemer, Kuler, atau menggunakan widget dashboard. Dari sana saya bisa mendapatkan kira-kira warna apa saja yang memungkinkan untuk dipake.

Supaya cepat. Setelah itu, saya memakai aplikasi Color Scheme Studio untuk bermain-main dengan warna-warna yang telah dipilih. Di aplikasi ini bisa mix and match warna-warna langsung. Setelah kira-kira puas warna-warna yang ada bisa dieksport ke PDF.

Bolak-balik. Pada waktu penerapan pallete warna ke logo sih biasanya gak ada masalah. Tapi ketika ke website atau media lain, kadang warna-warna yang kita desain gak membuat desain menjadi bagus. Yang saya lakukan adalah mencari warna-warna yang cocok langsung, kemudian merivisi pallate warna yang awal sampai merasa puas.

Perhatikan. Jangan terlalu banyak menggunakan warna turunan dalam tahap pembuatan pallete, warna turunan bisa di aplikasikan langsung di desain. Cari warna-warna yang kontras, tapi tidak membuat mata cepat lelah.

Yang saya lakukan adalah tidak Baku, hanya kebiasaan sistem kerja saya seperti itu.

External link

01 December 2006

Paypal suck!!


Indonesia-nya hilang?? Katanya support?

www.flickr.com